🦬 Cerita Rakyat Sambas Batu Betarup

Kucingitu pun berlari-lari kebingungan tidak terarah. Orang mengira kalau kucing tersebut sedang menari dan semakin besar ketawa orang yang ada di situ. Tidak lama kemudian, tiba-tiba petir pun menyambar dan menyambar orang yang ada di tarub tersebut. Kemudian orang yang terkena sambaran petir itu menjadi batu beserta tarubnya. Menampilkan1 - 20 of 34 untuk pencarian: 'WERDININGSIH, Endang', lama mencari: 0.40s . Daftar Grid Visual Dikisahkan pada jaman dahulu kala ada seorang anak manusia yg mempumyai kesaktian tinggi Ia seorang keturunan ningrat dari kerajaan melayu sambas,yang bernama Datuk Kulub masyarakat setempat memberikan gelar kepada orang yg sakti terlebih lagi keturunan ningrat,dan dikisahkan sang datuk kulub ini mendapatkan kesaktianya sejak dari lahir,makna dari (kulub)sendiri adalah seseorang yg sampai Sambasmerupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat yang terletak di bagian paling utara Kalimantan Barat. Diujung utara Kota Sambas (ibukota Kabupaten Sambas) berlatar belakang sebuah gunung yang melengkung hijau dan eksotis, yaitu Gunung Senujuh. Luasnya 585,90 hektar dengan panjang 12.628, 50 meter yang diapit tiga anak sungai BARUBETARUP NAMA: WASITOH. PRODI: PGMI. TEMA: BARU BETARUP. TOKOH: SEORANG IBU DAN ANAKNYA. AMANAT: Janganlah sombong dan hargailah orang lain. ALUR: 1. Pada suatu desa hiduplah sebuah keluarga miskin yang terdiri dari seorang ibu dan anaknya. Si anak sangat ingin pergi ke acara selamatan orang kaya, namun tidak di undang, dan si anak malahan Namunsang anak dan ibu tidak kena sambaran petir itu dan tidak berubah menjadi batu, seperti orang-orang yang ada di tarub. Itu karena sang ibu dan anaknya bersembunyi di balik batang bambu dekat tarub tersebut. Batu tersebut terdapat di kampung Daup Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas. CeritaYajid Cilaka: Transformasi Teks Sastra Syi'ah-Sunni di Jawa Abad XIX. by Abdullah Maulani. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IX BAB I MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA. by Syaban Hamdani. masihbelum banyak dilakukan, terutama cerita rakyat Melayu Batu Bara. Dalam upaya memperkenalkan cerita rakyat Melayu Batu Bara ke dunia internasional, Balai Bahasa Sumatera Utara melakukan kegiatan pendokumen-tasian cerita rakyat di kabupaten Batu Bara dan mener-jemahkannya kebahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada tahun anggaran 2015. Dramatari merupakan tarian dengan cerita yang dilakukan oleh satu penari atau berkelompok. Drama tari sebagai seni tidak hanya diungkapkan dalam sebuah gerak tari, namun juga nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetik. Drama tari berkaitan erat dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat krratif. qK30u. - Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang dituturkan dari mulut ke mulut oleh nenek moyang .kita dari generasi ke generasi berikutnya dan berkembang terus di dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Cerita rakyat yang dituturkan tersebut, bila kita kaji secara mendalam ternyata mengandung nilai-nilai luhur, pesan serta ajaran-ajaran moral yang bisa kita petik hikmahnya dalam menjalankan kehidupan sehari -hari. Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang. Menjelang abad ke-12 di sekitar wilayah pantai utara Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Sambas terdapat sebuah Kerajaan Hindu Majapahit, dengan pusat pemerintahan di daerah Paloh. Kerajaan tersebut telah beberapa kali mengalami perpindahan pusat kerajaan dan akhirnya menetap di suatu daerah masuk ke pedalaman yang sekarang ini dikenal dengan Desa Kota Lama, daerah ini termasuk wilayah Kecamatan Teluk Keramat kurang lebih berjarak 36 km dari Kota Sambas. Puteri Ratu Pantai Selatan Pada masa kekuasaan Kerajaan di daerah Paloh tersebut, di sebelah pantai selatan Kalimantan Barat juga terdapat suatu kerajaan yang kuat dan tangguh. Kerajaan itu dikenal dengan nama Kerajaan Matan Tanjungpura. Kerajaan Matan Tanjungpura ini berpusat di daerah Sukadana, Kabupaten Ketapang. Antara kerajaan yang berada di daerah Paloh di Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Ketapang sejak dulu telah terjalin hubungan bilateral. Hal ini terjadi karena kedua kerajaan ini menganut kepercayaan Hinduisme yang dibawa dari Majapahit. Daripada itu, hubungan demi hubungan kian meningkat tidak saja dalam hal perdagangan akan tetapi lebih dipererat lagi pada hubungan perkawinan antara kedua kerajaan tersebut. Dengan demikian antara Kerajaan di Paloh Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Kabupaten Ketapang, sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa menganut kepercayaan Hinduisme Majapahit, oleh karena itu kedua kerajaan itu tentu saja di bawah pengawasan kerajaan yang besar, yaitu Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap kerajaan yang tunduk di bawah pengawasan kerajaan yang berkuasa pada masa itu berkewajiban untuk membayar upeti. Kewajiban membayar upeti kepada Kerajaan Majapahit itu tidak dapat dikatakan seperti perlakuan yang telah dilakukan oleh penjajah Belanda semata-mata hendak mengeruk kekayaan alam dan berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Akibatnya rakyat Indonesia menderita selama masa imperialisme Belanda itu. Lain halnya dengan kewajiban membayar upeti dari kerajaan-kerajaan yang telah tunduk kepada Kerajaan Majapahit seperti yang dilakukan oleh Kerajaan di daerah Paloh dan Kerajaan Matan Tanjungpura tersebut, di mana setiap tahunnya kedua kerajaan itu memberikan upetinya kepada Raja Majapahit dan hal ini merupakan suatu isyarat atau tanda penghormatan dan penghargaan dan bukan dianggap sebagai beban bagi masyarakat. Demikian eratnya hubungan antara kedua kerajaan tersebut sehingga terjadi suatu peristiwa yang di luar jangkauan akal pikiran manusia. Diceritakan bahwa pada waktu itu akan datang 'kebenaran' atau berita dari alam ghaib, seorang puteri yang mengaku bernama Puteri Ratu Pantai Selatan ingin berkunjung ke kerajaan yang terdapat di daerah Paloh tersebut. Sedangkan berita dari alam ghaib ini tidak pula menjelaskan siapa sebenarnya Puteri Ratu Pantai Selatan, dan siapa nama raja yang berkuasa di daerah Paloh tersebut. Ceritanya diawali dengan suatu kejadian di pusat kerajaan di sekitar daerah Paloh Kabupaten Sambas, ketika itu kerajaan ini merupakan wilayah paling ujung sebelah pantai utara Kalimantan Barat. Seorang raja telah naik tahta dan berkuasa penuh di wilayah itu. Pada suatu hari, raja tersebut mendapat kabar berita melalui alamat mimpi yang diyakini berasal dari alam ghaib dan oleh penduduk di daerah Paloh itu dikenal dengan nama sebutan 'negeri kebenaran'. Negeri kebenaran sebenarnya adalah suatu alam ghaib yang tak tampak oleh mata telanjang manusia, namun keberadaannya masih dalam ruang lingkup Planet Bumi. Oleh karena itu, sebagian orang meyakini di 'negeri kebenaran' ada penghuninya, yaitu makhluk-makhluk ghaib atau 'makhluk Bunian.' Seperti halnya Puteri Ratu Pantai Selatan juga merupakan 'makhluk bunian' dari 'negeri kebenaran.' Puteri Ratu Pantai Selatan inilah yang memberi alamat atau petunjuk melalui mimpi sang raja. Di dalam mimpinya itu sang Puteri akan berkunjung di daerah Paloh. Sejak itulah, daerah Paloh ini menjadi pusat 'Kerajaan Negeri Kebenaran' yang telah melegenda di dalam masyarakat. Kemudian, karena mendapatkan alamat mimpi dari negeri kebenaran, lalu sang raja merembukkan masalah ini dengan para hulu balangnya. Sementara itu, mendengar akan kedatangan tamu yaitu tidak lain adalah Puteri Ratu Pantai Selatan, maka hati serta jantung para hulu balang menjadi bergetar dibuatnya. Sebab yang mereka pikirkan dan yang ada di dalam benak mereka itu bagaimana cara penyambutan Ratu Pantai Selatan itu nantinya. Dari hasil rembukan itu, diambillah suatu kesepakatan tentang penyambutan Puteri Ratu Pantai Selatan yang akan turun dari negeri kebenaran dan berkunjung ke Paloh itu. Sebagaimana diketahui, oleh karena Puteri Ratu Pantai Selatan bukanlah makhluk lazimnya seperti manusia biasa. Adapun yang akan dipergunakan sebagai sarana untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari negeri kebenaran, adalah tangga atau jalan bertingkat, dan inilah yang dikenal dengan nama 'Batu Bejamban.' Konon diceritakan bahwa Batu Bejamban yang aslinya telah diangkat ke tempat asalnya, yaitu negeri kebenaran, dan yang tampak sekarang ini hanyalah berupa batu-batu karang yang tersusun bertingkat mulai dari darat hingga sampai ke dasar laut, dekat perairan laut Tanjung Datuk. Batu Bejamban adalah suatu tempat yang selalu dikeramatkan orang, terlebih oleh penduduk setempat, wilayah Kabupaten Sambas. Adapun asal usul Batu Bejamban, kisahnya berkaitan dengan Batu Layang yang berada di daerah Pontianak. Sama halnya dengan Batu Bejamban, Batu Layang juga merupakan daerah yang selalu dikeramatkan orang. Di mana di daerah Batu Layang terdapat banyak makam raja-raja Kesultanan Pontianak. Salah satu di antara makam raja tersebut adalah Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, yaitu pendiri Kota Pontianak. Adapun tepatnya waktu daerah Batu Layang itu menjadi tempat pemakaman Raja-raja Pontianak serta alasan mengapa daerah tersebut dinamai Batu Layang mempunyai kisah tersendiri. Batu Layang adalah batu yang dilayangkan dari Ketapang maksudnya dari Kabupaten Ketapang, menuju ke daerah Paloh. Sedangkan batu-batu tersebut diperuntukkan membuat Batu Bejamban, sebuah tangga untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari Kayangan atau 'Negeri Kebenaran.' Beberapa buah batu yang akan diperuntukkan membuat tangga untuk menyambut Puteri Ratu Pantai Selatan yang melayang itu ada yang jatuh di pertengahan ,jalan maksudnya di sekitar garis lintang khatulistiwa, yang sekarang ini dikenal dengan Desa Batu Layang. Desa Batu Layang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Batu Layang, jauh sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman Alkadri yang mendirikan Kota Pontianak itu merupakan daerah yang tidak bertuan, sudah sejak lama ada dan telah banyak pula dikenal orang. Namun, entah siapa yang pertama memberikan nama Batu Layang terhadap daerah tersebut, tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon dikabarkan orang bahwa di perairan Sungai Kapuas di sekitar Pulau Batu Layang itu, terdapat seorang nelayan yang berasal dari hulu Sungai Landak sedang mencari ikan. Pada saat sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba ia menyaksikan kejadian aneh di mana langit secara tiba-tiba cuaca mendung yang menandakan akan datangnya hujan. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu membuat sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu membuat sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung. Dari kejadian itulah, sehingga dari mulut ke mulut daerah tersebut dikenal dengan nama Batu Layang. Dan akhirnya sampai ke telinga Syarif Abdurrahman Alkadri hingga sekarang ini daerah itu merupakan tempat 'keramat' yang selalu dikunjungi, maka Syarif Abdurrahman Alkadri yaitu orang yang pertama mendirikan Kota Pontianak itu mint a dimakamkan di tanah Batu Layang tersebut. Kemudian kisah Batu Bejamban belumlah habis akibat beberapa batu-batu yang dilayangkan dari Ketapang itu ada yang jatuh di wilayah Batu Layang kini. Setelah batu-batu layang itu tiba di tanah Paloh maka disusunlah batu-batu itu mulai dari atas darat hingga sampai ke dasar laut. Sebab Puteri Ratu Pantai Selatan akan menginjakkan kaki pertamanya turun dari laut. Sementara yang mengerjakan penyusunan batu-batu itu sehingga menjadi Batu Bejamban adalah makhluk ghaib juga. Makhluk ghaib ini yang mulai dari pengambilan batu dari Ketapang sampai pada tahap melaksanakan pengerjaaan Batu Bejamban yang diketuai oleh seorang jin. Jin tersebut bernama Jin Bujang Danor. Setelah itu waktu berganti dengan cepatnya, Puteri Ratu Pantai Selatan tidak lama lagi akan datang. Persiapan penyambutannya pun mendapat perhatian khusus dari rakyat di Kerajaan Paloh. Pada tiap-tiap dusun dipasang umbul- umbul janur kuning dari nyiur kelapa. Disamping itu raja memerintahkan padq. punggawa untuk secepatnya mendirikan sebuah keraton di Kota Lama maksudnya bukan Keraton Ratu Sepudak. Setelah itu pusat kerajaan di daerah Paloh dialihkan ke Kota Lama, terkenal dengan rajanya yang bergelar Ratu Sepudak. Pendirian keraton di Kota Lama tidak lain diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Puteri Ratu Pantai Selatan. Tempat untuk Tuan Puteri tidur, diberi 'kelambu kuning.' Sedangkan untuk Tuan Puteri Ratu Pantai Selatan mandi, raja juga memerintahkan punggawa untuk mencarikan sebuah bukit. Dan bukit itu terkenal dengan nama bukit Sebedang, di mana di bukit Sebedang ini terdapat danau yang sangat indah sekali. Di Danau Sebedang inilah tempat Puteri Ratu Pantai Selatan itu mandi. Demikian eloknya danau Sebedang dikelilingi oleh bukit atau tanah tinggi. Konon di tanah Sebedang ini pula telah terjadi peristiwa penguburan hidup-hidup sepasang anak manusia dan terkenal dalam sejarah legenda 'Bujang Nadi dan Dare Nandung.' Kunjungan Puteri Ratu Pantai Selatan ke kerajaan di daerah Paloh itu membawa pesan bahwa antara Paloh dan Ketapang harus bergabung. Di sini yang empunya cerita belum dapat menerjemahkan makna kalimat tersebut. Yang jelas, kalimat itu bukanlah kalimat yang dibuat-buat sendiri oleh yang empunya cerita dari kisah asal usul Batu Bejamban dan Batu Layang ini. Kedatangan Puteri Ratu Pantai Selatan pun kemudian disambut dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih. Jadi mungkin inilah salah satu upacara penghormatan masa dulu kala, yang protokolernya dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih serta bermakna keselamatan. Namun sekarang protokoler penyambutan tamu, adalah dengan cara pengalungan bunga dan lain sebagainya. Demikian kisah perjalanan Puteri Ratu Pantai Selatan yang entah siapa sebenarnya ia? Sehingga telah membuat dua peristiwa bersejarah di Kalimantan Barat, yang berbeda dan berlainan tempat itu. Yang pertama adalah Batu Bejamban di daerah Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, dan lainnya Batu Layang di Kecamatan Pontianak Utara. Tulisan diatas bersumber dari buku Cerita Rakyat Kalimantan Barat Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang yang dicetak oleh Percetakan Romeo Grafika. Ditulis oleh Luthfi Akbar dan diketik ulang dalam artikel diatas guna membantu menyebarluaskan kepada masyarakat untuk membaca cerita rakyat ini agar dapat dipetik hikmahnya. Harapan penyunting, semoga dengan membaca artikel ini, kita dapat lebih mencintai khasanah kebudayaan daerah kita sendiri yang berarti juga mencintai kebudayaan nasional, karena kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Pada suatu desa hiduplah sebuah keluarga miskin yang hanya terdiri dari seorang ibu dengan seorang anak. Anaknya sudah lumayan besar sekitar umur 7 tahun. Keluarga ini adalah keluarga yang paling miskin di desa itu. Orang selalu tidak menganggap keberadaan mereka dan mengucilkan mereka. Ibunya hanya bekerja sebagai pencari kayu bakar untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari orang yang paling kaya di kampung itumengadakan selamatan yang kita tahu kalau orang kaya mengadakan selamatan, pasti seluruh warga kampung diundang. Setelah mendengar cerita itu, si anak merasa ingin sekali pergi ke acara selamatan itu karena seumur hidupnya dia tidak pernah pergi ke acara yang seperti itu. ”Aku tidak pernah pergi ke acara yang seperti itu” kata anak itu. Lalu anak itu bertanya kepada ibunya ”Mak, apakah kita diundang oleh orang di acara itu?” Lalu jawab ibunya ”Tak tahu ya, coba kamu bertanya ke orang di situ” Lalu jawab si anak lagi ”Mana ada mak orang yang mau memberitahu kita. Aku kan bau” ”Oh, kalau begitu biar mak saja yang bertanya” kata ibunya. Pergilah ibunya itu. Kemudian bertanyalah ibunya ke tetangga itu ”Eh, apakah aku diundang di acara itu?” ”Tak tahu ya. Sepertinya tidak ada. Aku Cuma mengundang orang yang namanya di sini” kata tetangga tadi itu. Rasa kesal ibunya menyeruak. Kemudian sadarlah dia bahwa mungkin dia adalah orang paling miskin di kampungnya. Kemudian diberitahukannya kepada si anak bahwa keluarganya tidak diundang oleh orang yang mengadakan acara itu. Akan tetapi si anak ingin sekali seperti orang lain yang dapat makan enak. Kemudian dia nekad bahwa dia harus pergi ke acara itu. ”Mak…!” kata anak itu. ”Aku harus pergi ke acara itu apapun yang terjadi” kata anak itu lagi. Tibalah hari acara tersebut. Orang yang kaya tadi membuat tarub untuk acaranya tersebut. Tarub itu adalah tempat orang terhormat berkumpul seperti kiai, kepala kampung, dan sebagainya. Pakoknya orang kaya dan terhormat yang datang pada sebuah acara yang memang sengaja dibuat oleh orang. Begitu acara dimulai, berdatangan orang sekampung. Melihat orang sekampung pergi ke acara itu, si anak pun ikut pergi juga. Berdandanlah si anak. Ketika sampai di tarub, si anak ditahan oleh si penjaga tarub. ”Ada apa kamu ke sini? Kamu itu tidak diundang” kata penjaga tarub tadi. Kemudian penjaga tarub mendorong tubuh anak tersebut hingga jatuh. Merasa diperlakukan seperti itu, pulanglah si anak ke rumahnya. Setibanya di rumah, dia pun langsung memberitahu kepada ibunya apa yang di alaminya di acara tadi. Kemudian ibunya menyuruh dia untuk pergi kembali, pergilah si anak untuk yang kedua kalinya. Akan tetapi, anak tersebut tetap saja diusir oleh penjaga tarub tersebut. Penjaga tarub tersebut mendorong anak tersebut lagi. Kemudian si anak kembali ke rumah dan memberitahukan kejadian tersebut kepada ibunya. Sesampainya di rumah, ibu kembali menyuruh anaknya untuk mandi sampai bersih ”Coba kamu pergi lagi dan sebelum kamu pergi kamu harus mandi sampai bersih. Mungkin saja badanmu masih bau sehingga orang tidak mau menerimamu hadir di acara tersebut”. Kemudian si anak tanpa berpikir panjang menuruti perintah ibunya. Setelah mandi si anak langsung pergi ke acara tersebut untuk ketiga kalinya. Akan tetapi, anak tersebut masih juga didorong oleh si penjaga tarub tersebut. Dengan hati yang sedih si anak kembali lagi ke rumahnya dan memberitahukan lagi apa yang dialaminya kepada si ibu. Mendengar cerita anaknya, hati si ibu pun menjadi geram terhadap perlakuan si penjaga tarub terhadap anaknya, maka timbullah niat jahat si ibu. ”Oh, kalau begitu caranya orang dengan kami, kami juga bisa berbuat jahat dengan orang” kata si ibu. ”Kalau begitu, kamu dandani kucing kita ini dengan memakaikan baju kepadanya sehingga menjadi kucing yang benar-benar bagus. Kemudian kita bawa kucing tersebut ke acara orang kaya itu” kata si ibu. Kemudian si anak dengan si ibu pergi ke acara tersebut sambil membawa kucing yang sudah didandani tadi. Sampai di tarub, kucing yang sudah didandan layaknya manusia, dipakaikan baju, dipolesi bedak dan lipstik tebal-tebal dilemparkan oleh mereka di depan orang ramai. Melihat kucing tersebut, orang yang ada di tarub tersebut tertawa sekeras-kerasnya. Kucing itu pun berlari-lari kebingungan tidak terarah. Orang mengira kalau kucing tersebut sedang menari dan semakin besar ketawa orang yang ada di situ. Tidak lama kemudian, tiba-tiba petir pun menyambar dan menyambar orang yang ada di tarub tersebut. Kemudian orang yang terkena sambaran petir itu menjadi batu beserta tarubnya. Akan tetapi, si anak dengan si ibu tadi bersembunyi di batang bambu. Sampai sekarang, jika petir menyambar gesekkan saja batang bambu agar tidak terkena smbaran petir itu. Begitulah cerita mengapa disebut batu betarub yang sekarang batu tersebut terdapat di kampung Daup, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas. Sumber Filed under All About Everything Uploaded byIrna Jiwa 0% found this document useful 0 votes47 views1 pageDescriptioncerita rakyatCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes47 views1 pageBatu BetarupUploaded byIrna Jiwa Descriptioncerita rakyatFull descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel the full document with a free trial!Continue Reading with Trial

cerita rakyat sambas batu betarup